Tahukah Anda, apa saja fungsi inkubator yang ada di laboratorium? Inkubator merupakan salah satu peralatan yang paling sering digunakan di laboratorium. Tentu saja, alat laboratorium satu ini memegang peranan vital dalam laboratorium. Mengapa demikian? Mari kita pelajari lebih lanjut mengenai apa itu inkubator dan fungsinya beserta tipe-tipe inkubator yang biasa digunakan dalam laboratorium.
Fungsi Inkubator
Inkubator merupakan sebuah perangkat tertutup yang dapat mengoptimalkan suhu dan kelembapan agar organisme sel dapat berkembang dengan baik. Adapun fungsi-fungsi inkubator yang perlu Anda ketahui adalah sebagai berikut:
- Inkubator digunakan untuk membudidayakan organisme sel, baik uniseluler maupun multiseluler
- Inkubator digunakan untuk memproduksi kumpulan mikroba
- Inkubator digunakan sebagai pengembangbiakan serangga dan penetasan telur pada laboratorium zoologi
- Inkubator digunakan sebagai tempat penyimpanan sampel sebelum diproses di laboratorium
- Inkubator digunakan untuk mempercepat laju pertumbuhan objek yang sulit tumbuh secara alami atau memakan waktu yang lama untuk bertumbuh secara mandiri
Tipe-tipe Inkubator Laboratorium
Dari beberapa fungsi inkubator di atas, tipe inkubator dipecah kembali berdasarkan kebutuhannya mulai dari sebagai pendingin, mempercepat pertumbuhan, hingga ada tipe portable yang dapat dibawa ke mana-mana. Berikut tipe-tipe inkubator laboratorium, yaitu:
1. Inkubator Benchtop
Inkubator tipe ini merupakan inkubator yang paling sering ditemui di laboratorium. Umumnya, inkubator benchtop digunakan untuk mengisolasi organisme agar dapat terjaga suhunya dan tidak tercampur dengan mikroorganisme lainnya yang bertebaran di luar inkubator.
2. Inkubator Pengocok
Inkubator pengocok digunakan untuk membudidayakan mikroorganisme dengan mempercepat proses pengembangannya. Inkubator ini akan mentransfer suhu panas yang cepat dan merata ke seluruh bagian untuk mempercepat pertumbuhan. Namun, inkubator ini tidak dapat digunakan untuk semua jenis objek. Anda hanya dapat menggunakan inkubator ini untuk objek berbentuk cair.
3. Inkubator CO2
Ada beberapa jenis bakteri yang perlu diteliti dengan meningkatkan konsentrasi CO2. Untuk itu, inkubator CO2 ini dibutuhkan di beberapa laboratorium yang memfokuskan penelitian terhadap bakteri. Cara kerja dari inkubator CO2 ini adalah dengan menjaga kelembapan di dalam inkubator agar bakteri dapat tumbuh. Pada bagian bawah inkubator CO2, terdapat kabinet yang berisikan air yang berfungsi untuk menjaga kelembapan inkubator tersebut.
4. Inkubator Portable
Biasanya beberapa peneliti tidak hanya bekerja di balik laboratorium saja. Ada beberapa peneliti yang harus bekerja langsung ke lapangan untuk mengumpulkan objek yang akan diteliti. Oleh karena itu, biasanya mereka membutuhkan inkubator portable yang tentunya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan inkubator di laboratorium.
5. Inkubator Pendingin
Sebuah laboratorium juga membutuhkan inkubator pendingin untuk menginkubasi organisme yang akan diteliti. Inkubator ini dilengkapi dengan kontrol pemanas dan pendingin yang harus seimbang dan tepat agar suhu tetap terjaga.
Gunakan Inkubator Berteknologi Tinggi untuk Menunjang Kebutuhan Laboratorium Anda
Setelah Anda mengetahui fungsi inkubator dan tipe-tipenya, maka Anda sekarang sudah memahami bahwa dalam penggunaannya untuk laboratorium. Anda membutuhkan inkubator yang tidak hanya berkualitas saja, namun juga berteknologi tinggi.
Dengan demikian, hasil penelitian menjadi lebih tepat dan juga dapat digunakan untuk waktu yang lama. Pastikan juga agar inkubator selalu dibersihkan secara berkala karena inkubator tidak boleh terkontaminasi dengan organisme atau bakteri dari luar.
Silakan hubungi GeneCraft Labs untuk mencari inkubator dan alat laboratorium lainnya yang dibutuhkan untuk laboratorium Anda dan kami akan memberikan rekomendasi inkubator terbaik dan juga berteknologi tinggi untuk menunjang hasil penelitian di laboratorium Anda.