img post thumbnail url
Articles
September 24, 2020 - Posted by

Sepanjang perjalanan sejarah manusia, wabah dan pandemi telah banyak menewaskan umat manusia. Sebagaimana manusia telah menyebar ke seluruh dunia, begitu pula wabah dan pandemi. Majunya peradaban manusia memunculkan banyak kota-kota besar, rute perdagangan yang strategis, dan peningkatan kontak dengan populasi orang, hewan, dan ekosistem yang berbeda maka semakin besar kemungkinan pandemi akan terjadi.

sejarah pandemi

Bangsal tentara US yang terkena wabah Flu Spanyol di Perancis pada tahun 1918. (Image: © Shutterstock)

Sejarah Awalnya Pandemi

Pandemi awalnya diklasifikasikan sebagai epidemi, yang merupakan penyebaran cepat suatu penyakit di wilayah atau wilayah tertentu. Wabah virus Zika yang dimulai di Brasil pada 2014 dan menyebar di Karibia dan Amerika Latin termasuk epidemi seperti wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014-2016. AS telah mengalami epidemi opioid sejak 2017 karena penyalahgunaan obat yang meluas dan tingginya angka kematian yang disebabkan oleh obat tersebut, menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Keberadaan pandemi terkadang mengubah jalannya sejarah, menghancurkan umat manusia, dan menandakan akhir dari suatu peradaban. Bahkan di era modern ini, wabah hampir konstan, meskipun tidak setiap wabah mencapai tingkat pandemi seperti yang dialami COVID-19. Berikut adalah visualisasi berikut daftar epidemi dan pandemi terburuk, yang berasal dari zaman prasejarah hingga modern termasuk peristiwa COVID-19 saat ini.

 

NameTime periodType / Pre-human hostDeath toll
Antonine Plague165-180Believed to be either smallpox or measles5M
Japanese smallpox epidemic735-737Variola major virus1M
Plague of Justinian541-542Yersinia pestis bacteria / Rats, fleas30-50M
Black Death1347-1351Yersinia pestis bacteria / Rats, fleas200M
New World Smallpox Outbreak1520 – onwardsVariola major virus56M
Great Plague of London1665Yersinia pestis bacteria / Rats, fleas100,000
Italian plague1629-1631Yersinia pestis bacteria / Rats, fleas1M
Cholera Pandemics 1-61817-1923V. cholerae bacteria1M+
Third Plague1885Yersinia pestis bacteria / Rats, fleas12M (China and India)
Yellow FeverLate 1800sVirus / Mosquitoes100,000-150,000 (U.S.)
Russian Flu1889-1890Believed to be H2N2 (avian origin)1M
Spanish Flu1918-1919H1N1 virus / Pigs40-50M
Asian Flu1957-1958H2N2 virus1.1M
Hong Kong Flu1968-1970H3N2 virus1M
HIV/AIDS1981-presentVirus / Chimpanzees25-35M
Swine Flu2009-2010H1N1 virus / Pigs200,000
SARS2002-2003Coronavirus / Bats, Civets770
Ebola2014-2016Ebolavirus / Wild animals11,000
MERS2015-PresentCoronavirus / Bats, camels850
COVID-192019-PresentCoronavirus – Unknown (possibly pangolins)848K (Johns Hopkins University estimate as of 10:28am PT, Aug 31, 2020)

Catatan: Seperti yang dikutip dari VisualCapitalist Data jumlah total kematian dalam daftar adalah hasil perkiraan dari observasi dan penelitian. Wabah Justinian dan Swine Flue masih diperdebatkan  berdasarkan penemuan bukti-bukti baru. 

Kebanyakan pandemi virus disebabkan oleh virus influenza (flu). Virus flu dapat berubah dari musim ke musim dan sementara ahli kesehatan cukup pandai memprediksi bagaimana virus akan berubah, kadang-kadang virus baru yang muncul tidak berperilaku seperti yang diperkirakan. Saat itulah pandemi paling mungkin terjadi karena kebanyakan orang tidak memiliki kekebalan terhadap virus baru.

Meskipun penyakit dan pandemi terus terjadi sepanjang sejarah, ada satu tren yang konsisten dari waktu ke waktu yaitu penurunan bertahap dalam tingkat kematian. Peningkatan fasilitas kesehatan dan pemahaman faktor-faktor yang menyebabkan pandemi menjadi alat yang ampuh dalam mengatasi dampak buruk pandemic.

Melacak Status Infeksi

Ilmuwan menggunakan parameter untuk melacak penularan suatu penyakit yang disebut angka reproduksi – juga dikenal sebagai R0 atau “R naught.” Angka ini memberi tahu kita berapa banyak orang yang rentan menjadi sakit secara rata-rata pada gilirannya akan menulari orang disekitarnya

Melacak Status Infeksi

Campak menempati urutan teratas, menjadi yang paling menular dengan kisaran R0 12-18. Ini berarti satu orang dapat menginfeksi rata-rata 12 – 18 orang dalam populasi yang tidak divaksinasi. Walaupun campak mungkin yang paling ganas, upaya vaksinasi dan kekebalan kelompok (Herd Imunity) dapat mengekang penyebarannya. Semakin banyak orang kebal terhadap suatu penyakit, semakin kecil kemungkinannya untuk berkembang biak, membuat vaksinasi sangat penting untuk mencegah lonjakan kembali penyakit yang sudah diketahui dan ada obatnya.

Saat ini sulit untuk menghitung dan memperkirakan dampak sebenarnya dari COVID-19, karena wabah tersebut masih berlangsung dan para peneliti masih mempelajari tentang perilaku dan bentuk baru dari virus korona ini. Organisasi dan pemerintah di seluruh dunia meminta warganya untuk mempraktikkan jarak sosial untuk membantu mengurangi tingkat infeksi, untungnya teknologi digital memungkinkan orang untuk mempertahankan koneksi dan melakukan perdagangan tanpa batas.

Our Location

HEAD QUARTERS - JAKARTA

  • Kebon Jeruk Business Park Blok F2-9, Jl. Raya Meruya Ilir No.88, Meruya Utara, Jakarta Barat - 11620

CIKARANG OFFICE

  • CBD Jababeka Blok A-8 Jl. Niaga Raya Kav. AA3, Jababeka II Pasar Sari

SURABAYA OFFICE

  • Japfa Indoland Center, Japfa Tower II Lt. 8/810 Jl. Panglima Sudirman No. 66-68, Surabaya 60271

MEDAN OFFICE

  • Regus Forum Nine, 9th Floor Jl. Imam Bonjol No 9, Medan 20112

Get In Touch with Us

  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.