India tengah jadi sorotan masyarakat dunia sejak April 2021. Pasalnya, kasus Covid-19 di negara tanah Hindu tersebut mengalami pelonjakan tiap harinya. Menurut berbagai peneliti, terdapat beberapa penyebab Covid-19 meninggi.
Penyebab Covid-19 Melonjak
Pelonjakan kasus Covid-19 di India disebabkan pelbagai hal di antaranya penerapan prokes yang lalai setelah adanya vaksinasi dan kasus Covid-19 yang melandai. Kemudian, diselenggarakannya acara besar, seperti pemilu legislatif di lima negara bagian dan acara keagamaan festival Kumbh Mela, pada bulan Maret – April 2021 oleh pemerintah setempat.
1. Pemilu Legislatif
Pelandaian kasus Covid-19 yang signifikan pada Maret 2021 sebesar 17 ribu per hari membuat pemerintah India lengah akan pandemi ini. Sebab itu, perdana menteri Nahendra Modi tetap melaksanakan aktivitas kampanye di lima negara bagian, yakni Benggala Barat, Assam, Kerala, Tamil Nadu, dan Puducherry serta kegiatan pemilu legislatif.
Bahkan, pemerintah setempat tetap melangsungkan festival Kumbh Mela, yaitu ritual keagamaan mandi suci di Sungai Gangga tiap 12 tahun dan dilakukan selama satu bulan lebih. Alhasil, pelonjakan kasus Covid-19 terjadi tepat saat rangkaian festival Kumbh Mela yang dilaksanakan di UttaraKhand pada 31 Maret – 24 April 2021, dengan total kasus meningkat 1.800%.
2. Festival Keagamaan
Selanjutnya, dalam waktu kurang dari sebulan kasus Covid-19 di India melonjak hingga 33.330 kasus. Dalam hal bersamaan, pemerintah India menyatakan 3,5 juta orang hadir festival keagamaan Kumbh Mela pada 12 April 2021.
Dua hari setelahnya, masyarakat yang berpartisipasi menggapai 1,35 juta orang. Beberapa pihak beranggapan, bahwa rangkaian keagamaan tersebut bukanlah penyebab Covid-19 di India melonjak, meskipun fakta dalam data menyatakan sebaliknya.
Varian Covid-19 India
Di samping kedua aktivitas di atas, pemicu pelonjakkan lainnya ialah hadirnya varian corona baru, yakni B1617 yang ditemukan di India. Varian ini, membawa mutasi ganda atau strain mutation (L4525 dan E484Q) yang berfungsi mengikat banyak sel dan menyebabkan penularan. Dokter Maria van Kerkhove, kepala teknis WHO memaparkan bahwa varian B1617 tengah dalam pelacakan WHO.
Walaupun belum terdapat penelitian ilmiah jika varian ini berperan dalam pelonjakan Covid-19, namun pemerintah India menyampaikan 15 – 20% kasus memiliki varian B1617. “Varian ini sangat mengkhawatirkan, karena menyebar lebih cepat.” imbuh dokter Rakesh Kumar Mishra.
Tidak hanya itu, ditemukan pula varian Corona B117 asal Inggris, B1351 asal Afrika Selatan, P1 asal Brazil dalam kasus pelonjakan Covid-19 ini. Hal ini berdasarkan, sampel acak yang diambil dari negara bagian Maharashtra. Negara bagian tersebut, menyumbang lebih dari 60 persen dari semua kasus aktif di India.
Bagaimana keadaan saat itu?
Hampir dalam beberapa waktu, keadaan di India layaknya mimpi buruk. Hal ini disebabkan, hanya dalam kurun waktu beberapa hari tempat tidur di rumah sakit telah terisi penuh, minimnya oksigen medis dan fasilitas perawatan serta krematorium kota yang dipenuhi mayat.
Situasi di India kian mencekam, saat langit kota India dipenuhi kepulan asap pembakaran jenazah. Hal ini, menambah keterbalikan situasi sebelum terjadinya pelonjakan.
Meminimalisasi penyebab Covid-19 terus diupayakan oleh Pemerintah India. Salah satu langkah yang dilakukannya adalah melakukan lockdown pada 10 Mei hingga 24 Mei 2021, pun mengampanyekan penerapan prokes di tiap saat. Bak angin segar, langkah preventif tersebut membuahkan hasil di mana kasus Covid-19 mengalami penurunan dalam waktu sebulan terakhir.
Pelonjakan kasus Covid-19 di India dalam beberapa waktu kemarin, memberi pelajaran penuh untuk seluruh negeri agar tidak lengah selama pandemi. Penerapan prokes setelah vaksinasi masih perlu dipatuhi.
References