Salah satu pembunuh utama anak-anak berusia di bawah 5 tahun ialah diare. Di tahun 2019, ≥ 1300 anak kecil tutup usia tiap harinya dikarenakan diare akut pada anak.
Apa itu Diare akut pada Anak?
Diare ialah penyakit yang dialami seseorang apabila kerap buang air besar lebih dari 3 kali sehari (dengan keadaan tinja lebih cair). Lalu, diare terbagi atas dua jenis, yakni diare akut dan kronis.
Yang dimaksud dengan diare akut ialah kondisi diare terjadi dalam kurun waktu kurang dari 14 hari. Berbeda dengan itu, diare kronis berlangsung selama lebih dari 2 hingga 4 minggu.
World Health Organization memaparkan bahwa diare akut pada anak termasuk dalam lima masalah kesehatan yang menjadi penyebab utama mobiditas dan mortalitas anak di negara berkembang.
Oleh sebab itu, diare dianggap pembunuh utama anak-anak. Walaupun, dari tahun 2000 – 2009 angka kematian yang diakibatkan diare telah menuruh hingga 61% melalui penyelamatan intervensi dasar.
Di Indonesia sendiri, terdapat 731 kasus kematian anak-anak (balita dan neonatal) yang disebabkan diare akut pada tahun 2020. Meskipun, mengalami penurunan dari dua serta tiga tahun lalu, diare akut tetap menjadi penyebab utama kematian.
Penyebab Diare Akut
Beberapa penyebab diare akut pada anak terbagi dalam 4 kelompok, di antaranya infeksi, alergi, intoleransi, malabsorbsi, dan penggunaan antibotika. Selanjutnya, infeksi yang kerap menjadi penyebab ialah bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Diakibatkan virus
Pada prevelansi tertinggi di usia 3 – 24 bulan virus (grup rotasivirus) merupakan patogen yang kerap menjadi penyebab diare akut pada anak. Rotasivirus menghasilkan enterotoksin yang mana merusak epitel usus halus sehingga vili menjadi rusak.
Hal ini menyebabkan, berkurangnya aktivitas dari laktase dan disakaridase sehingga menyebabkan absorbsi karbohidrat terganggu.
Diakibatkan bakteri
Selain virus, infeksi bakteri meruapakn salah satu penyebab penting diare akut pada anak. Gejala utama yang timbul, yaitu demam tinggi (lebih dari 40), nyeri perut hebat, dan diare berdarah.
Adapun bakteri yang kerap menyebabkan diare, seperti di bawah ini
- Escherichia coli, bakteri flora normal yang ada dalam tubuh manusia namun beberapa jenis E.coli yang menyebabkan diare, yakni enterotoxigenic E. coli (ETEC), enterohaemorrhagic (Shiga-Toxin-Producing) E. coli (EHEC/STEC), Enteroaggregative E. coli (EAEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC), dan Enteroinvasive E. coli (EIEC).
- Shigella spp, 10 – 15% kasus diare akut pada anak disebabkan oleh bakteri ini yang mana menginvasi dan bermultiplikasi di sel epitel kolon. Karenanya, bakteri ini menyebabkan demam, kram perut, diare cair, dan tenesmus.
- Salmonella spp
- Vibrio cholerae, ditemukan pada anak usia 2 – 9 tahun dengan penularan secara fekal-oral. Gejala yang ditimbulkan, feses berbentuk sangat cair hingga 1L per jam, tidak berwarna , dan berlendir. Adapun gejala lain, misalnya muntah namun tidak disertai nyeri perut dan tenesmus.
- Clostridium difficile, gejala yang terjadi akibat infeksi ini berupa diare ringan hingga sedang dan Colitis fulminan.
Diakibatkan parasit
Diare dapat terjadi pula akibat parasit, contohnya giardia lamblia dan Entamoeba histolytica. Giardia lamblia kerap memapar anak-anak berusia 1 – 5 tahun dan menjadi penyebab infeksi saluran cerna oleh parasit.
Penyebaran utama infeksi Giardia Lamblia adalah melalui makanan dan air yang terkontaminasi secara fekal-oral.
Entamoeba histolytica, sering kali ditemukan di negara berkembang. Infeksi parasit E. histolytica dapat melalui makanan, air, dan kontak secara langsung.
Pencegahan dan Terapi
Terapi Diare akut
Terapi diare akut pada anak dapat dilakukan dengan mengikuti lima langkah tuntaskan diare (Lintas Diare). Kelima langkah tersebut di antaranya.
- Memberikan oralit osmolaritas rendah segera di rumah, hal ini berfungsi untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
- Memberikan Zinc, yang dapat mengurangi tingkat keparahan, waktu diare, frekuensi BAB, dan menurunkan kekambuhan terjadinya diare.
- Memberikan ASI maupun makanan seperti biasa agar anak memiliki kekuatan dan tidak kurang gizi.
- Memberikan antibiotik hanya pada saat diare berdarah, infeksi pencernaan, dan kolera.
- Memberikan nasihat dalam cara pemberian oralit ataupun zinc, serta saat yang tepat untuk seger ke fasilitas kesehatan terdekat.
Pencegahan Diare
Menilik masih banyaknya anak-anak Indonesia yang kerap terpapar diare akut. Untuk itu, diperlukannya pelbagai langkah efektif. Berikut langkah-langkah pencegahan diare.
- Menerapkan kebiasaan mencuci tangan pada anak.
- Menjaga kebersihan lingkungan, terutama sumber air minum.
- Memberikan makanan bergizi dan bermanfaat untuk anak, seperti nana yang dapat mencegah infeksi bakteri penyebab diare.
- Memberikan ASI pada anak hingga berusia <2 tahun.
- Memberikan vaksin rotavirus pada anak.
References
kidshealth.org