Walaupun pandemi Covid-19 menuju akhir namun tidak dipungkiri bahwa akan terjadinya pandemi lain setelahnya. Salah satu, wabah yang tengah terjadi dan memerlukan tingkat kewaspadaan saat ini ialah monkeypox atau cacar monyet.
Apa itu monkeypox?
Monkeypox adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus monkeypox. Virus ini, masih tergolong dalam anggota genus Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae dan termasuk dalam virus variola dan vaccinia.
Virus monkeypox, ditemukan pertama kali di Denmark pada tahun 1958 saat adanya dua kasus menyerupai cacar yang muncul di koloni kera. Akibatnya, penyakit ini disebut monkeypox atau cacar monyet.
Meskipun memiliki nama cacar monyet akan tetapi inang utama dari virus monkeypox, yaitu rodent (tikus). Namun, virus tersebut ditemukan pula dalam spesies hewan lainnya, seperti tikus Gambia, tupai, dan monyet.
Selanjutnya, virus cacar monyet merupakan penyakit zoonosis (ditularkan dari binatang ke manusia) melalui kontak langsung dengan darah, gigitan, cairan tubuh hewan yang terinfeksi, dan konsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi.
Pun, penularan ini dapat terjadi ke sesama manusia dengan cara kontak pernafasan, lesi kulit orang maupun benda yang terkontaminasi, kontak selama persalinan, dan plasenta dari ibu ke janin.
Sejak 13 Mei 2022, terdapat 1.033 kasus cacar monyet di dunia. Kasus tersebut terdapat di 28 negara di seluruh dunia yang termasuk dalam empat wilayah ini, di antaranya Amerika, Eropa, Mediterania Timur, dan Pasifik Barat.
Kasus tertinggi monkeypox berada di Inggris dengan total konfirmasi kasus 321. Lalu, diikuti Spanyol sebanyak 191, dan Jerman 113 kasus. Sejak awal tahun, kasis monkeypox di wilayah Afrika terdapat lebih dari 1500 kasus, yang mana 59 kasus dari angka tersebut terkonfirmasi monkeypox dan 72 kematian.
Karena itu, juru bicara WHO menyayangkan bahwa dunia internasional baru memperhatikan kasus monkeypox. Untuk itu, ia berharap jika pasien terkonfirmasi monkeypox dapat segera mengisolasi di rumah agar dapat meminimalisasi penularan.
Di Indonesia sendiri, belum ditemukannya kasus monkeypox. Walaupun demikian, pemerintah Indonesia menyatakan agar masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kebersihan diri.
Gejala
Monkeypox memiliki gejala berupa sakit kepala, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, otot, dan lemas. Masa inkubasi virus ini hingga munculnya gejala berkisar 6 – 16 hari.
Setelah terjadinya gejala awal, terdapat ruam pada bagian wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Bentuk ruam sendiri kurang lebih menyerupai cacar yang mana berisi cairan bening maupun nanah kemudian mengeras dan rontok.
Pengobatan dan Pencegahan
Hingga saat ini, belum adanya pengobatan spesifik untuk menyembuhkan monkeypox. Umumnya, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya melalui gejala yang berlangsung 14 – 21 hari. Sayangnya, kelompok anak-anak sangat rentan terhadap penyakit ini. Bahkan, kasus kematian dari virus monkeypox terbilang rendah, yakni 10%.
Berikut pencegahan yang dapat dilakukan untuk terhindar dari penyakit cacar monyet.
- Hindari kontak dengan hewan yang menjadi inang virus (termasuk hewan yang sakit ataupun mati di lingkungan cacar monyet terjadi)
- Hindari kontak dengan bahan apapun, seperti tempat tidur yang pernah ditempati oleh hewan sakit.
- Pasien yang terinfeksi perlu mengisolasi diri atau meminimalisi kontak dengan lingkungan sekitar.
- Melakukan cuci tangan yang baik dan benar dengan kandungan alkohol setelah melakukan kontak dengan hewan ataupun manusia yang terinfeksi.
- Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien.
Cara Deteksi Monkeypox
Pendeteksian monkeypox atau cacar monyet diromendasikan oleh WHO melalui testing laboratorium. Jenis spesimen untuk deteksi cacar monyet ialah lesi kulit.
Pengambilan spesimen sendiri dilakukan dengan metode swab, baik secara swab kering maupun swab yang ditempatkan di viral transport media (VTM). Saat pengambilan spesimen, perlu melakukan swab dengan kuat untuk memastikan DNA virus yang terkumpul mencukupi.
Pengujian virus monkeypox (MPXV) berdasarkan amplifikasi asam nukleat (NAAT) menggunakan PCR untuk mendeteksi keberadaan DNA virus.
Untuk mengetahui, testing solutions monkeypox sila hubungi kami di sales@genecraftlabs.com
Team kami akan membantu Anda menemukan perlengkapan serta solutions yang tepat dalam deteksi pelbagai virus. forensik yang tepat. Sebagai distributor laboratorium di Indonesia, kami dapat membantu memenuhi perlengkapan laboratorium Anda secara tepat dan cepat.
References